Kamis, 26 Oktober 2017

PENA GURU

LERNING BY USING INTERESTING MEDIA


Di level sekolah menengah pertama, siswa sering merasa kesulitan bahkan takut dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, latar belakang siswa yang belum pernah belajar Bahasa Inggris sebelumnya, siswa takut diminta berbicara Bahasa Inggris, bahkan metode yang digunakan dalam mengajar Bahasa Inggris kurang tepat. Berbicara tentang metode pembelajaran, harusnya semua kembali kepada guru. Apakah guru tersebut benar-benar menguasai materi dan cara penyampaiannya atau bahkan sebaliknya.
Dalam artikel kali ini, kita akan mengintip cara mengajar seorang pengampu Bahasa Inggris di SMP Bina Anak Sholeh Tuban. Beliau adalah ustadzah Gabriska Hafiz Kuzzaida, S. Pd. Dari hasil wawancara singkat dengannya, ustadzah yang akrab dipanggil ustadzah Gaby ini suka berganti-ganti metode pembelajaran. Tiga tahun yang lalu, ketika beliau memulai karirnya sebagai pengajar, beliau hanya menggunakan metode belajar casual dan jauh dari kata inovasi. Namun, seiring berjalannya waktu, beliau mengaku banyak belajar dari siswa. Beliau mulai memahami apa yang dibutuhkan siswa di SMP BAS dalam belajar Bahasa Inggris. Ustadzah Gaby menginginkan siswa selalu semangat dan mudah memahami pelajaran Bahasa Inggris. 
Kali ini, dalam bab perkenalan diri sendiri dan orang terdekat beliau mencoba mengajak siswa menyulap sampah menjadi  media presentasi yang memudahkan siswa untuk memperkenalkan anggota keluarganya. Ustadzah Gaby mengajarkan anak-anak membuat pigora dari bahan kardus bekas. Beliau memlilih media pigora ini berdasarkan pengalamannya mengajar tahun lalu. Saat itu, ketika beliau meminta siswa memperkenalkan anggota keluarganya, tiba-tiba ada sorang siswa yang membawa foto keluarga. Dengan membawa foto keluarga tersebut, ternyata siswa tersebut lebih lancar dalam memperkenalkan anggota keluarganya. Sedangkan media pigora dipilih, karena pigora adalah sesuatu yang dekat hubungannya dengan sebuah foto.
Dari sanalah ustadzah Gaby berinisiatif untuk mencoba membuat pigora dari kardus bekas sebelum diajarkan ke siswa. Tujuan dari kegiatan ini, selain membuat siswa lebih mudah memperkenalakn anggota keluarganya, juga untuk mengajarkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan sesuatu yang tidak bernilai menjadi benda yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.


0 komentar:

Posting Komentar

PENA GURU

LERNING BY USING INTERESTING MEDIA


Di level sekolah menengah pertama, siswa sering merasa kesulitan bahkan takut dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, latar belakang siswa yang belum pernah belajar Bahasa Inggris sebelumnya, siswa takut diminta berbicara Bahasa Inggris, bahkan metode yang digunakan dalam mengajar Bahasa Inggris kurang tepat. Berbicara tentang metode pembelajaran, harusnya semua kembali kepada guru. Apakah guru tersebut benar-benar menguasai materi dan cara penyampaiannya atau bahkan sebaliknya.
Dalam artikel kali ini, kita akan mengintip cara mengajar seorang pengampu Bahasa Inggris di SMP Bina Anak Sholeh Tuban. Beliau adalah ustadzah Gabriska Hafiz Kuzzaida, S. Pd. Dari hasil wawancara singkat dengannya, ustadzah yang akrab dipanggil ustadzah Gaby ini suka berganti-ganti metode pembelajaran. Tiga tahun yang lalu, ketika beliau memulai karirnya sebagai pengajar, beliau hanya menggunakan metode belajar casual dan jauh dari kata inovasi. Namun, seiring berjalannya waktu, beliau mengaku banyak belajar dari siswa. Beliau mulai memahami apa yang dibutuhkan siswa di SMP BAS dalam belajar Bahasa Inggris. Ustadzah Gaby menginginkan siswa selalu semangat dan mudah memahami pelajaran Bahasa Inggris. 
Kali ini, dalam bab perkenalan diri sendiri dan orang terdekat beliau mencoba mengajak siswa menyulap sampah menjadi  media presentasi yang memudahkan siswa untuk memperkenalkan anggota keluarganya. Ustadzah Gaby mengajarkan anak-anak membuat pigora dari bahan kardus bekas. Beliau memlilih media pigora ini berdasarkan pengalamannya mengajar tahun lalu. Saat itu, ketika beliau meminta siswa memperkenalkan anggota keluarganya, tiba-tiba ada sorang siswa yang membawa foto keluarga. Dengan membawa foto keluarga tersebut, ternyata siswa tersebut lebih lancar dalam memperkenalkan anggota keluarganya. Sedangkan media pigora dipilih, karena pigora adalah sesuatu yang dekat hubungannya dengan sebuah foto.
Dari sanalah ustadzah Gaby berinisiatif untuk mencoba membuat pigora dari kardus bekas sebelum diajarkan ke siswa. Tujuan dari kegiatan ini, selain membuat siswa lebih mudah memperkenalakn anggota keluarganya, juga untuk mengajarkan kepada siswa agar dapat memanfaatkan sesuatu yang tidak bernilai menjadi benda yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.


0 komentar:

Posting Komentar

 

BAS,SMP InspirasiQ | Copyright © 2011
Designed by Rinda's Templates | Picture by Wanpagu
Template by Blogger Platform